Apakah Anda penasaran dengan perbedaan politeknik dan universitas? Banyak orang nan belum tahu mengenai apa saja perbedaan dari politeknik dan universitas, jika Anda mau mengetahuinya, silahkan simak tulisan ini sampai selesai.
Banyak sekali lulusan SMA/SMK/MA sederajat nan sangat bingung mau melanjutkan ke jenjang nan lebih tinggi. Hal ini sering dialami oleh banyak lulusan, mereka apalagi bingung juga mau melanjutkan kemana.
Selain itu tetap banyak orang nan belum mengerti perbedaan antara politeknik, universitas, institut, dan sekolah kedinasan. Bahkan sering menganggap semua sama saja, padahal masing-masing mempunyai perbedaan lho.
Nah biar Anda tidak bingung lagi, kali ini Ilmuteknik bakal menjelaskan kepada Anda mengenai perbedaan antara politeknik dan universitas. Silahkan simak penjelasan berikut ini.
Ada beberapa perbedaan nan perlu Anda ketahui, berikut 5 perbedaan nan perlu diketahui nan dikutip dari beragam sumber:
1. Tujuan Pendidikan di Politeknik dan Universitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), politeknik dan universitas adalah dua entitas pendidikan nan mempunyai perbedaan mendasar dalam tujuan pendidikan mereka.
Politeknik, menurut arti KBBI, mengarah pada pengajaran keahlian dan ilmu-ilmu terapan, sementara universitas adalah perguruan tinggi nan terdiri dari sejumlah fakultas nan menyelenggarakan pendidikan ilmiah dan/atau ahli dalam beragam disiplin ilmu.
Perbedaan krusial ini mencerminkan orientasi pendidikan keduanya. Politeknik, sebagai lembaga sekolah keterampilan, mempunyai tujuan utama untuk menciptakan mahasiswa nan mahir di bagian nan dibutuhkan di bumi kerja.
Untuk mencapai tujuan ini, mahasiswa politeknik bakal terlibat dalam sejumlah aktivitas praktikum nan dirancang untuk mengasah keahlian mereka secara langsung di lapangan pekerjaan.
Di sisi lain, universitas mempunyai tujuan pendidikan nan lebih ilmiah dan akademis. Fokus utamanya adalah menjadikan lulusannya mempunyai wawasan luas dalam bagian teori.
Sebagai mahasiswa universitas, pemahaman teori menjadi inti dari pengalaman belajar, dan aktivitas praktikum mungkin tidak seintensif nan dialami mahasiswa politeknik.
Oleh lantaran itu, perbedaan pendekatan ini menciptakan dinamika unik dalam proses pendidikan di kedua lembaga. Mahasiswa politeknik condong mendapatkan pengalaman langsung di bumi kerja melalui aktivitas praktikum, sementara mahasiswa universitas lebih banyak terlibat dalam pemahaman konsep teoretis nan mendalam.
2. Gelar Pendidikan
Selain perbedaan dalam tujuan pendidikan, komparasi antara politeknik dan universitas juga dapat dicermati melalui gelar akademis nan diberikan pada para lulusannya.
Politeknik dan universitas menyediakan jenjang-jenjang pendidikan nan berbeda, memberikan mahasiswanya pilihan nan bervariasi sesuai dengan minat dan aspirasi mereka.
Politeknik menawarkan dua jenjang pendidikan utama, ialah D3 (Diploma III) dan D4 (Diploma IV). Bagi mereka nan mengejar D3, gelar nan bakal diperoleh adalah A.Md (Ahli Madya), menandakan bahwa lulusan tersebut mempunyai pemahaman dan keahlian terapan di bagian tertentu.
Sementara itu, untuk mereka nan menyelesaikan jenjang pendidikan D4, gelar nan diemban adalah S.Tr (Sarjana Terapan). Menariknya, gelar S.Tr ini setara dengan gelar S1 (Sarjana) nan diberikan oleh universitas.
Di sisi universitas, terdapat tiga tingkat pendidikan nan dapat diambil, ialah S1 (Sarjana), S2 (Magister), dan S3 (Doktor). Bagi mereka nan mengejar S1, gelar nan bakal mereka peroleh adalah Sarjana, menandakan kelulusan dari jenjang pendidikan sarjana.
Sementara itu, S2 memberikan gelar Magister dan S3 memberikan gelar Doktor, menunjukkan tingkat pendidikan nan lebih tinggi dan spesialisasi nan mendalam.
3. Sistem SKS (Satuan Kredit Semester)
Perbedaan signifikan antara politeknik dan universitas tidak hanya terletak pada tujuan pendidikan dan gelar nan diberikan, tetapi juga tercermin dalam sistem pemilihan SKS alias Satuan Kredit Semester.
SKS merupakan besaran beban studi pada mata kuliah nan dapat diambil oleh mahasiswa, dan perbedaan ini menciptakan dinamika unik dalam pengalaman belajar di kedua lembaga.
Di universitas, mahasiswa umumnya diberikan jumlah minimum SKS nan kudu diambil setiap semester. Namun, perbedaannya terletak pada elastisitas nan diberikan kepada mahasiswa.
Mereka diberi kebebasan untuk mengambil jumlah SKS nan melampaui pemisah minimum nan ditetapkan. Hal ini memungkinkan sebagian mahasiswa universitas untuk menyelesaikan program studi mereka dengan cepat, apalagi dalam waktu 3,5 tahun.
Kebebasan ini memberikan mahasiswa universitas kesempatan untuk menyesuaikan beban studi mereka dengan minat, kemampuan, dan rencana karir mereka. Proses belajar dapat disesuaikan dengan kecepatan individu, menciptakan pengalaman nan lebih individual dan adaptif.
Di sisi lain, politeknik menerapkan sistem SKS nan lebih terstruktur dan kaku. Mahasiswa politeknik tidak mempunyai kebebasan untuk menyusun mata kuliah dan SKS-nya sendiri.
Sistem ini mungkin lebih terarah, tetapi pada saat nan sama, dapat dianggap kurang elastis dibandingkan dengan sistem universitas.
4. Materi Pengajaran
Perbedaan mencolok antara politeknik dan universitas melibatkan pendekatan terhadap materi pengajaran mereka. Dua lembaga pendidikan ini mempunyai konsentrasi pendidikan nan berbeda, menciptakan dinamika nan unik dalam penyampaian kurikulum mereka.
Seperti nan telah dibahas sebelumnya, politeknik menetapkan tujuan utama pada penerapan praktis keahlian nan relevan dengan bumi kerja. Oleh lantaran itu, materi pengajaran di politeknik didesain dengan memberikan penekanan nan signifikan pada pendekatan praktis.
Menurut info dari beragam sumber, komposisi materi pengajaran di politeknik mengikuti rasio 60:40, di mana 60 persen dari kurikulumnya difokuskan pada aktivitas praktik dan 40 persen pada pemahaman teori.
Sebaliknya, universitas mempunyai orientasi nan lebih mendalam pada wawasan teoretis. Tujuan utama universitas adalah memberikan pemahaman nan komprehensif terhadap konsep-konsep ilmiah dan teori.
Oleh lantaran itu, materi pengajaran di universitas mengangkat pendekatan nan berlawanan dengan politeknik, ialah dengan memberikan lebih banyak penekanan pada aspek teoretis. Secara umum, universitas condong menyusun kurikulum dengan komposisi 40 persen praktik dan 60 persen teori.
5. Jalur Masuk
Penting untuk memahami perbedaan dalam perihal jalur masuk ketika mempertimbangkan antara politeknik dan universitas. Proses seleksi ini mencerminkan dinamika nan unik dalam kebijakan penerimaan mahasiswa di kedua jenis lembaga pendidikan tinggi ini.
Bagi calon mahasiswa nan tertarik melanjutkan studi di universitas negeri, terdapat beberapa jalur masuk nan dapat diikuti. SNMPTN, SBMPTN, dan Seleksi Mandiri nan diadakan oleh setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) merupakan opsi nan tersedia.
Masing-masing jalur masuk ini mempunyai karakter dan persyaratan sendiri, memberikan elastisitas kepada calon mahasiswa untuk memilih nan sesuai dengan profil dan kemauan mereka.
Di sisi lain, politeknik negeri mempunyai jalur masuk nan berbeda dari universitas. Politeknik menggunakan jalur masuk seperti SNMPN alias PMDK-PN untuk jalur undangan, dan SBMPN untuk jalur UTBK. Pola seleksi ini memperlihatkan perbedaan pendekatan nan diambil oleh politeknik dalam memilih mahasiswa baru.
Menariknya, bagi calon mahasiswa nan tertarik mengambil jenjang pendidikan D4 di politeknik, mereka juga dapat menggunakan jalur SNMPTN dan SBMPTN nan umumnya lebih mengenai dengan universitas.
Hal ini menciptakan kesempatan bagi mereka untuk memilih jalur nan paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan mereka.
Itulah penjelasan mengenai perbedaan politeknik dan universitas. Semoga info ini berfaedah dan dapat membantu Anda dalam memilih kampus.