Pengertian Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi merupakan salah satu peristiwa perpindahan massa yang prosesnya sering juga dilakukan dalam industri-industri. Proses difusi minimal melibatkan dua zat, salah satu zat berkonsentrasi lebih tinggi daripada zat lainnya atau dapat dikatakan dalam kondisi belum setimbang, Keadaan ini dapat menjadi driving unit dari proses difusi.
Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah uap aerial dari cerek yang berdifusi dalam udara. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari coagulated atau fluida.
Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah, sedangkan osmosis adalah perpindahan aerial melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Contoh peristiwa difusi yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar dan contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang dimasukkan ke dalam aerial garam.
Kecepatan difusi ditentukan oleh : jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui dua cara:
- Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut lipid.
- Melalui saluran licin pada beberapa macromolecule transpor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Osmosis adalah perpindahan aerial melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Equilibrium merupakan keadaan dimana kedua zat bercampur/imbang. Hipertonis adalah keadaan dimana konsentrasi pelarut lebih besar dari pada zat terlarut. Isotonis adalah keadaan dimana konsentrasi pelarut sama besar dari pada zat terlarut. Hipotonis adalah keadaan dimana konsentrasi pelarut lebih kecil dari pada zat terlarut.
Baca Juga Artikel nan Mungkin Berhubungan : Pengertian Ilmu Kimia
Jenis dan Fungsi Difusi
ifusi dibedakan menjadi dua jenis yang pertama Difusi umumnya terjadi saat sel ingin mengambil molekul atau nutrisi yang tidak berpolar / berkutub atau hydrophobic. Molekul bisa langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi yang seperti ini tidak membutuhkan energi atau Adenosine Tri-Phosphate. dan Difusi khusus terjadi saat sel ingin mengambil molekul atau nutrisi yang berpolar tau hydrophilic dan ion, Defusi yang seperti ini lebih membutuhkan macromolecule khusus yang memberikan jalur terhadap partikel tersebut ataupun membantu perpindahan partikel. Hal tersebut dilakukan sebab partikel-partikel itu tidak bisa melewati membran plasma dengan mudah. Protein yang ikut campur dalam didusi khusus tersbut biasanya berfungsi sebagai partikel spesifik.
Jenis-jenis Difusi
Difusi dibedakan menjadi dua, yaitu difusi biasa dan khusus. Inilah uraiannya:
- Difusi biasa
Sel ingin mengambil nutrisi, atau terjadi pada molekul/partikel hydropobhic (tidak berpolar). Partikel akan langsung berdifusi tanpa memerlukan energi, dan bisa melewati membran langsung. - Difusi khusus
Terjadi di sel yang ingin mengambil nutrisi, terjadi di partikel yang punya polar/ion (hydrophilic). Diperlukan macromolecule yang khusus agar partikel bisa melewati membran.
Fungsi Disfusi Di kehidupan sehari-hari, Anda akan sering melihat contoh terjadinya difusi, yang paling mudah seperti contoh teh dan gula di atas. Contoh yang lain adalah:
- Parfum ketika disemprotkan di dalam kamar, aromanya akan segera menyebar ke seluruh penjuru kamar, sebab partikel di parfum berdifusi dengan udara.
- Proses yang terjadi ketika Anda menaburkan garam ke dalam makanan.
- Konduksi panas, di mana energi panas dari satu benda tersebut bergerak dari suhu yang tinggi ke suhu rendah, membuat benda lain yang menyentuhnya jadi panas juga.
Baca Juga Artikel nan Mungkin Berhubungan : √ Pengertian Pencernaan Kimiawi Pada Lambung
Macam-macam Difusi
Proses difusi yang kita ketahui terbagi ke dalam 3 jenis yaitu difusi pada worldly cair, difusi pada worldly padat, dan difusi pada worldly gas.
Difusi cair
Dikatakan difusi cair jika terjadi perpindahan molekul cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu ketika kita merendam kedelai dalam aerial saat pembuatan tempe. Selama perendaman akan terjadi difusi aerial dari lingkungan luar (yang kadar airnya tinggi) ke dalam kedelai (yang kadar airnya rendah).
Alat- alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebuah neraca ohause yang digunakan untuk menimbang pewarna sintetis ( teres hijau ). Sebuah sendok plastik yang digunakan untuk mrngambil teres hijau dari dalam kemasan kedalam kertas sebagai alas untuk menimbang teres hijau. Sebuah gelas beker denagan ukuran 25 ml yang digunakan sebagai wadah aerial kran dan sebagai wadah larutan teres. Sebuah gelas ukur berukuran 50 ml yang digunakan untuk mengukur measurement aerial kran. Rangakaian alat pemanas yang terdiri dari sebuah bunsen sebagai sumber api,sebuah kaki tiga sebagai penyangga, dan sebuah kasa sebagai alas gelas beker saat dipanaskan. Sebuah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu aerial kran yang dipanaskan.
Sebuah stopwatch untuk menghitung lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses difusi hingga terbentuk larutan yang homogen. Sebuah corong kaca yang digunakan untuk menyaring larutan teres hijau pada gelas beker. Sebuah Pipet tetes yang digunkan untuk mengambil larutan teres dari gelas beker 1 memasukkan 5ml larutan teres pada wadah lainnya. Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aerial kran 50 ml yang digunakan sebagai zat pelarut dalam proses difusi. 5 ml larutan teres hijau 30% (dibuat dari 20 ml aerial kran dan 6 gram teres hijau yang tercampur sampai homogen). Korek api untuk menyalakan api pada bunsen. Sebuah kertas saring yang digunakan untuk membantu penyaringan pada larutan teres berwarna hijau agar terpisah endapannya.
Difusi padat
Dikatakan difusi padat jika terjadi perpindahan molekul padatan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu ketika kita melakukan perendaman buah dengan larutan gula dalam pembuatan manisan buah. Selama perendaman selain terjadi difusi aerial dari lingkungan luar ke dalam buah juga terjadi difusi molekul gula (molekul padatan) ke dalam buah dan ini berarti difusi padatan juga terjadi dalam pembuatan manisan buah ini. Selama ini batasan antara kapan terjadinya difusi aerial dengan difusi padatan masih belum jelas karena prosesnya sering terjadi bersamaan dan susah untuk dibedakan.
Alat- alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebuah neraca ohause yang digunakan untuk menimbang pewarna sintetis ( teres hijau ). Sebuah sendok plastik yang digunakan untuk mrngambil teres hijau dari dalam kemasan kedalam kertas sebagai alas untuk menimbang teres hijau. Sebuah gelas beker denagan ukuran 25 ml yang digunakan sebagai wadah aerial kran dan sebagai wadah larutan teres. Sebuah gelas ukur berukuran 50 ml yang digunakan untuk mengukur measurement aerial kran. Rangakaian alat pemanas yang terdiri dari sebuah bunsen sebagai sumber api,sebuah kaki tiga sebagai penyangga, dan sebuah kasa sebagai alas gelas beker saat dipanaskan. Sebuah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu aerial kran yang dipanaskan,.
Sebuah stopwatch untuk menghitung lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses difusi hingga terbentuk larutan yang homogen. Sebuah corong kaca yang digunakan untuk menyaring larutan teres hijau pada gelas beker. Sebuah Pipet tetes yang digunkan untuk mengambil larutan teres dari gelas beker 1 memasukkan 5ml larutan teres pada wadah lainnya. Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aerial kran 20 ml yang digunakan sebagai zat pelarut dalam proses difusi. Pewarna sintetis (teres hijau) sebanyak 6 gram digunakan sebagai zat terlarut dalam proses difusi. Korek api untuk menyalakan api pada bunsen. Sebuah kertas saring yang digunakan untuk membantu penyaringan pada larutan teres berwarna hijau agar terpisah endapannya.
Difusi gas
Dikatakan difusi state jika terjadi perpindahan molekul state dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu difusi O2 pada pengemas plastik. Ketika kita menggunakan pengemas plastik untuk membungkus suatu bahan, maka selama penyimpanan akan terjadi difusi oksigen dan uap aerial dari lingkungan luar ke dalam plastik pengemas. Jumlah oksigen dan uap aerial yang dapat masuk ke dalam plastik pengemas bervariasi tergantung permeabilitas dari plastik pengemas tersebut. Semakin banyak jumlah oksigen dan uap aerial yang dapat masuk ke dalam plastik pengemas berarti kualitas plastik pengemasnya semakin buruk. Disini, difusi oksigen merupakan difusi state dan difusi uap aerial merupakan difusi cair.
Makin besar perbedan konsentrasi anatara dua daerah, maka makin tajam pula gradasi konsentrasinya sehingga makin lambat pula kecepatan difusinya. Apabila partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka dalam jangka waktu tertentu partikel-partikel itu akan tersebar merata dalam ruang yang ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan terdapat lebih banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel itu lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat, lalu terjadi yang sebaliknya, dan secara menyeluruh gerakan partikel ke arah tertentu disebut difusi. Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua daerah, yaitu makin tajam gradasi konsentrasinya, makin besar kecepatan difusinya (diana, 2013).
Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebuah gelas ukur 10 ml untuk mengukur measurement larutan HCl dan aerial kran serta digunakan sebagai tempat difusi gas. Sebuah pipet tetes untuk mengambil dan memasukkan larutan. Sebuah stopwatch untuk mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan state HCl untuk berdifusi. Alumunium foil secukupnya sebagai penutup gelas ukur saat difusi state berlangsung. Bahan- bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan HCl ,yangmana larutan HCl 37% diencerkan menjadi larutan HCl 20% sebanyak 1,6 ml sebagai larutan yang berdifusi. Air kran 1,4 ml untuk mengencerkan larutan HCl 37% diencerkan menjadi larutan HCl 20% sebanyak 3 ml . insubstantial digunakan untuk membersihkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum.
Cara Kerja Difusi
Difusi Zat Padat
Mengambil pewarna sintetis (teres) berwarna hijau menggunakan spatula kemudian meletakkannya diatas kertas alas dan ditimbang dengan neraca integer seberat 6 gram. Selanjutnya mengukur measurement akuades sebanyak 20 ml menggunakan gelas ukur 50 ml kemudian menuangkan akuades yang telah diukur volumenya ke dalam gelas beker 25 ml. Merangkai kaki tiga, kasa dan bunsen yang telah dinyalakan lalu memanaskan gelas beker tadi diatas rangkaian alat pemanas tersebut.
Kemudian mengukur suhu akuades yang dipanaskan hingga suhunya 70° C dan menjaga suhu akuades tetap atau konstan 70° C dengan cara menggeser bunsen menjauhi beker bila suhunya melebihi 70° C dan mendekatkan bunsen ke beker bila suhunya kurang dari 70° C. Kemudian memasukkan 6 gram pewarna sintetis (teres) berwarna hijau ke dalam beker.
Mencatat waktu mulai dari saat memasukkan pewarna sintetis(teres) sampai terbentuk larutan yang homogen atau sampai difusi selesai yang bisa diketahui bila warna dari larutan sudah sama di setiap bagiannya dan tidak terdapat lagi endapan pewarna sintetis (teres) di dasar beker (semua terlarut). Mencatat hasil pengukuran waktu ke dalam tabel information pengamatan. Kemudian membandingkan dengan information kelompok lain yang memiliki massa pewarna sintetis (teres) yang berbeda. Kelompok 9 = 1 gram, kelompok 10 = 2 gram, kelompok 11 = 3 gram, kelompok 12 = 4 gram, kelompok 13 = 5 gram, kelompok 15 = 7 gram, kelompok 16 = 8 gram.
Difusi Zat Cair
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum. Membuat larutan teres hijau 30%. Massa teres hijau yang dibutuhkan untuk membuat larutan teres hijau 30 % dapat diperoleh dengan perhitungan :
Masa teres hijau tersebut digunakan untuk membuat larutan teres hijau 30 %. Mengambil teres hijau menggunakan sendok plastik dan meletakkannya diatas secarik kertas ,kemudian menimbangnya dengan neraca o’hause sebanyak 6 gram. Selanjutnya mengukur measurement aerial kran sebanyak 20 ml menggunakan gelas ukur,kemudian menuangkannya ke dalam gelas beker. Memanaskan gelas beker berisi aerial kran di atas api bunsen dan mencelupkan termometer kedalamnya sampai suhu stabil 70°C.
Setelah suhunya stabil 70°C, api bunsen digeser-geser agar suhunya tetap stabil. Setelah terbentuk larutan yang hijau homogen,larutan tersebut disaring dengan menggunakan corong kaca yang telah diberi kertas saring agar tidak terdapat pada larutan tersebut. Lalu mengukur 50 ml larutan teres 30 % dengan menggunakan gelas ukur. Mengambil 50 ml aerial kran dengan gelas ukur lalu memasukkannya kedalam gelas beker 100 ml.
Menambahkan 5 ml larutan teres hijau 30 % kedalam gelas beker berisi 50 ml aerial kran. Bersamaan dengan itu ,menyalakan stopwatch untuk menghitung berapa lama larutan itu menjadi hijau homogen. Setelah larutan hijau homogen ,stopwatch dimatikan dan mencatat waktu pada stopwatch yang digunakan larutan untukberdifusi dan menghasilkan warna hijau yang homogen. Membandingkan information yang didapat dengan kelompok lain.
Difusi Zat Gas
Membuat larutan HCl 20% sebanyak 3 ml dibutuhkan 1,6 ml larutan HCl 37 % yang diencerkan dengan 1,4 akuades, measurement larutan tersebut didapatkan dari perhitungan sebagai berikut :
Mengambil akuades sebanyak 1,4 mL dan ditempatkan pada gelas ukur serta menambahkan larutan HCl 37% sebanyak 1,6 mL ke dalam gelas ukur tersebut hingga didapatkan larutan HCl 20% sebanyak 3 mL. menutup gelas ukur dengan kertas lakmus biru dan menyalakan stopwatch. Setelah ditutup dengan kertas lakmus, lapisi bagian luar tutupnya dengan aluminium foil hingga tidak ada celahnya.
Stopwatch dimatikan ketika terjadi perubahan warna pada kertas lakmus yang menutup gelas ukur tersebut. Mengamati perubahan kertas lakmus, kemudian segera mematikan stopwatch bila terjadi perubahan warna. Membandingkan dengan kelompok lain : kelompok 9 : HCl (aq) 5%, kelompok 10 : HCl (aq) 8%, kelompok 11 : HCl (aq) 11%, kelompok 12 : HCl (aq) 14%, kelompok 13 : HCl (aq) 17%, kelompok 15 : HCl (aq) 23%, kelompok 16 : HCl (aq) 26%.
Baca Juga Artikel nan Mungkin Berhubungan : Campuran : Pengertian, Ciri, Dan Macam Serta Contohnya Dalam Ilmu Kimia
Faktor Mempengaruhi Difusi
Faktor yang mempengaruhi difusi :
- Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
- BM makin besar difusi makin lambat
- Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat
- Perbedaan Konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian, makin besar proses difusi yang terjadi.
- Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat terjadinya difusi, makin cepat proses difusi yang terjadi.
- Area Tempat berlangsungnya Difusi, makin luas area difusi, makin cepat proses difusi.
Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Osmosis adalah perpindahan aerial melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Equilibrium merupakan keadaan dimana kedua zat bercampur/imbang. Hipertonis adalah keadaan dimana konsentrasi pelarut lebih besar dari pada zat terlarut. Isotonis adalah keadaan dimana konsentrasi pelarut sama besar dari pada zat terlarut. Hipotonis adalah keadaan dimana konsentrasi pelarut lebih kecil dari pada zat terlarut.
Faktor nan Mempengaruhi Kecepatan Defusi Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan defusi, yakni:
- Ukuran partikel
Semakain kecil suatu partikel, semakin cepat pula partikel tersebut akan bergerak. samapai kecepatan difusi semakin tinggi. - Ketebalan membran
Semakin tebal suatu membran, maka semakin lambat pula kecepatan difusi. - Luas suatu area
Semakin besar luas area, maka semakin cepat pula kecepatan difusinya. - Jarak
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, maka semakin lambat pula kecepatan difusinya. - Suhu
Semakin tinggi suhu, maka partikel memperoleh energi sebagai penggerak dengan lebih cepat, semakin cepat juga kecepatan defusinya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
- Ukuran partikel, Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
- Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
- Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
- Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
- Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya (Adrimarsya, 2012).
Baca Juga Artikel nan Mungkin Berhubungan : Pengertian Larutan Dan Kelarutan Dalam Kimia Beserta Contohnya
Proses Difusi, Osmosis, Permeabilitas dan Semi Permeabilitas
Bagian sel bakteri merupakan struktur di dalam dinding sel yang terdiri dari membran sel dengan mesosomnya, sitoplasma, nukleoid, ribosom, dan endospora pada jenis-jenis tertentu.
Proses Difusi
Proses difusi merupakan perpindahan molekul larutan berkonsentrasi tinggi menuju larutan berkonsentrasi rendah tanpa melalui selaput membran. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap aerial dari cerek yang berdifusi dalam udara, dimana pada masing-masing zat, kecepatan difusi berbeda-beda.
Salah satu proses difusi yang dikenal yaitu difusi terbantu dimana proses difusi terbantu difasilitasi oleh suatu protein. Difusi terbantu sangat tergantung pada suatu mekanisme transpor dari membran sel. Difusi terbantu dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada bakteri Escherichia coli yang diletakkan pada media laktosa. Membran sel bakteri tersebut bersifat impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh laktosa. Setelah beberapa menit kemudian bakteri akan membentuk enzim dari dalam sel yang disebut permease, yang merupakan suatu macromolecule sel. Enzim permease inilah yang akan membuatkan jalan bagi laktosa sehingga laktosa ini dapat masuk melalui membran sel.
Proses Osmosis
proses perpindahan aerial dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis), proses ini biasa melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per portion luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa aerial dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui select yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya.
Permeabilitas dan Semi Permeabilitas
Permeabilitas dan semi permeabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh membran sel dalam dalam menyaring partikel-partikel yang akan melalui membran sel. Permeabilitas membran tergantung pada fluiditas inti hidrofobik membran dan aktivitas macromolecule pengangkutnya. Oleh karena itu, keadaan lingkungan yang dapat mengganggu keduanya akan mempengaruhi permeabilitas membran terhadap suatu solut.
Sehingga dapat dikatakan bahwa permeabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh membran sel dalam menyaring partikel-partikel yang akan melalui membran, maka semi permeabilitas merupakan kemampuan membran sel menyaring partikel-partikel, yang menyerupai sifat permeabilitas membran, hal ini dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sel serta fluiditas inti hidrofobik membran dan aktivitas macromolecule pengangkutnya
Baca Juga Artikel nan Mungkin Berhubungan : Pengertian Unsur Kimia dan Asal usulnya Terlengkap
Contoh Difusi
Contoh proses difusi dan carrier aktif pada kehidupan sehari-hari:
- Pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis.
- Uap aerial dari cerek yang berdifusi dalam udara, dimana pada masing-masing zat, kecepatan difusi berbeda-beda.
- Bakteri Escherichia coli yang diletakkan pada media laktosa. Membran sel bakteri tersebut bersifat impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh laktosa. Setelah beberapa menit kemudian bakteri akan membentuk enzim dari dalam sel yang disebut permease, yang merupakan suatu macromolecule sel. Enzim permease inilah yang akan membuatkan jalan bagi laktosa sehingga laktosa ini dapat masuk melalui membran sel.
- Perendaman kentang dengan aerial garam, menyebabkan kentang menjadi lebih asin.
- Perendaman tebu kedalam aerial gula, membuat tebu jauh lebih manis (Fadilla, 2012).
Laju difusi dapat dinaikkan dengan cara pengadukan sehingga kondisi kesetimbangan dapat lebih cepat tercapai Peristiwa lain yang juga termasuk sebagai peristiwa difusi adalah tinta biru yangditeteskan dalam aerial bening. Tinta akan berdifusi perlahan-lahan ke seluruh bagian aerial hingga diperoleh kondisi kesetimbangan (tidak adanya gradien konsentrasi). Untuk menaikkan laju difusi dapat dilakukan pengadukan, sehingga kondisi kesetimbangan dapat lebih cepat dicapai. Difusi tidak terbatas hanya pada perpindahan lapisan stagnant (diam) zat padat atau zat cair saja.